Kita sering bangga dijadikan sebagai manusia, karena bentuk
kita yang sempurna, kita dikasih akal yang bisa menimbang mana yang pantas atau
tidak untuk dilakukan, kita dianugrahi kitab suci yang terkandung didalamnya
tuntunan hidup untuk mencapai kebahagiaan yang kekal dan abadi.namun pernahkah kita
intropeksi, melihat kembali diri kita, menghitung ulang amal ibadah yang selama
ini sudah kita lakukan, apakah kita yakin setelah menotal ulang hasil akhir
antara kemaksiyatan dan amal sholeh ,kita tidak termasuk dalam golongan manusia
yang di ungkapkan dalam surat al a’rof ayat 179 yang berbunyi :
أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ
هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“ mereka itu
seperti binatang, bahkan lebih sesat, mereka adalah orang orang yang lupa “
Binatang bisa setara atau bahkan melebihi manusia, karena
tidak ada istilah maksiat dalam dunia binatang, semua apa yang dilakukan adalah
realisasi sunnatullah untuk kelangsungan hidup didunia ini, sedangkan suara
yang keluar darinya merupakan dzikir dan tasbih atas keagungan Allah SWT, ini
jelas diungkapkan dalam surat Al Isro’ ayat 44 yang berbunyi :
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا
يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
dan tidak ada sesuatu kecuali bertasbih dengan
memujinya, tetapi kamu sekalian (manusia )tidak memahaminya
عن عبد الله بن عمرو قال: نهى رسول
الله صلى الله عليه وسلم عن قتل الضفدع، وقال: "نقيقها تسبيح"
“ diceritakan dari Abdullah bin amr beliau berkata ‘ rosulullah
SAW melarang membunuh katak, beliau bersabda “ suaranya adalah tasbih “.
عن
سهل بن معاذ بن أنس، عن أبيه رضي الله عنه، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه
مَرّ على قوم وهم وقوف على دوابّ لهم ورواحل، فقال لهم: "اركبوها سالمة،
ودعوها سالمة، ولا تتخذوها كراسي لأحاديثكم في الطرق والأسواق، فرب مركوبة خير من راكبها،
وأكثر ذكرا لله منه"
Diceritakan
dari sahal bin ma’ad bin anas dari bapak beliau dari rosulullah SAW, bahwasanya
beliau (rosulullah) pernah lewat dan bertemu dengan sekelompok orang yang
sedang duduk duduk diatas hewan tunggangan mereka-sambil mengobrol- rosulullah
pun bersabda : “kendarai atau tinggalkan hewan tersebut dengan baik, jangan
menjadikanya kursi untuk kalian mengobrol di jalan atau di pasar, mungkin saja
yang dikendarai lebih baik dan lebih banyak dzikirnya pada Allah dari yang mengendarai
“.
Dari ayat dan hadist diatas
kita bisa tahu bahwa ketika hewan mengeluarkan suaranya berarti suara itu
adalah tasbih dengan bahasa yang tidak kita fahami ayam jago bertasbih dengan
kokoknya, kambing bertasbih dengan embek nya, burung bertasbih dengan
kicauanya, tawon bertasbih dengan dengunganya . Lewat ini kita bisa mengukur
diri, apakah aktifitas kita sudah sesuai dengan tuntunan sehingga bisa
bermanfaat bagi diri sendiri dan sesama, apakah kata kata yang keluar dari
mulut kita bisa sesuai dengan timbangan akal kita sehingga bisa bernilai dzikir
dan tasbih kepadaNya, kalau sebaliknya, kita bisa menyimpulkan bahwa kita tidak
lebih baik dari binatang yang sering kita remehkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
nama :
komentar :