Senin, 28 Mei 2012

HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENYALURKAN HOBI


Setelah kemarin kita membahas legalitas hukum hobi mempeliara binatang, bahwasanya hobi seperti ini diperbolehkan dalam agama, pemuasan jiwa adalah salah satu kemanfatan yang terdapat pada hobi tersebut, bahkan bisa bernilai ibadah yang berkuwalitas tinggi jika bisa menjadi pengantar tafakkur (merenungi) terhadap ciptaan Allah Dzat yang maha tinggi, sekarang saya akan menukil beberapa hadist yang saya kira sangat dibutuhkan oleh para pembaca, khususnya para penggemar unggas diseluruh belahan nusantara.
Para pembaca yang saya hormati, dalam beberapa hadist rosulullah SAW memberikan kabar gembira pada para peternak dan pemelihara binatang, yaitu para pemelihara yang bisa memahami bahwasanya hewan yang mereka pihara adalah makhluk Allah seperti kita, dan setelah memahami kemudian bisa merealisasikan pemahaman dengan menghormati hewan tersebut, tidak memperlakukanya dengan semena mena, memberikan hak makanan yang mereka butuhkan, bahkan andai suatu saat kita membutuhkan dagingnya untuk kita kosumsi kita diberi tuntunan untuk melakukan proses pemotongan secara cepat dan tepat, supaya heawan tersebut tidak terlalu lama merasakan rasa sakit.hadist hadist tersebut adalah sebagai berikut :

« إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ ».
“Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan kebaikan terhadap segala sesuatu, maka jika kalian membunuh, perbaiki cara membunuhnya, dan jika kalian menyembelih, perbaiki carapenyembelihanya, dan hendaklah alat potong dipertajam sehingga bisa lebih meringankan hewan yang dipotong”

Sabtu, 26 Mei 2012

LAGALITAS HUKUM HOBI BINATANG


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9)
“Wahai orang-orang yang beriman, jangan sampai hartamu dan anak anakmu menjadikan kamu lupa mengingat Allah SWT, dan barang siapa yang melakukan hal itu, maka mereka termasuk orang orang yang rugi “
Ketika membaca ayat ini, saya yang punya hobi pelihara ayam pelung kadang merenung dan bertanya pada diri sendiri, apakah saya tidak termasuk dalam golongan yang di isyaratkan ayat diatas, yaitu termasuk orang yang rugi, karena memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mengurusnya, dan terkadang berjam jam memandangi keindahanya serta mendengarkan merdu suaranya. Tapi jujur saya merasa nyaman akan hal ini, terutama ketika banyak masalah  fikiran dan perasan bisa redam dengan hanya duduk disebelah kandangnya.

Rabu, 23 Mei 2012

intropeksi & dzikir hewani


Kita sering bangga dijadikan sebagai manusia, karena bentuk kita yang sempurna, kita dikasih akal yang bisa menimbang mana yang pantas atau tidak untuk dilakukan, kita dianugrahi kitab suci yang terkandung didalamnya tuntunan hidup untuk mencapai kebahagiaan yang kekal dan abadi.namun pernahkah kita intropeksi, melihat kembali diri kita, menghitung ulang amal ibadah yang selama ini sudah kita lakukan, apakah kita yakin setelah menotal ulang hasil akhir antara kemaksiyatan dan amal sholeh ,kita tidak termasuk dalam golongan manusia yang di ungkapkan dalam surat al a’rof ayat 179 yang berbunyi :
أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
mereka itu seperti binatang, bahkan lebih sesat, mereka adalah orang orang yang lupa
Binatang bisa setara atau bahkan melebihi manusia, karena tidak ada istilah maksiat dalam dunia binatang, semua apa yang dilakukan adalah realisasi sunnatullah untuk kelangsungan hidup didunia ini, sedangkan suara yang keluar darinya merupakan dzikir dan tasbih atas keagungan Allah SWT, ini jelas diungkapkan dalam surat Al Isro’ ayat 44 yang berbunyi :
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
 dan tidak ada sesuatu kecuali bertasbih dengan memujinya, tetapi kamu sekalian (manusia )tidak memahaminya
Dalam menafsiri ayat ini imam Ibnu Katsir menyebutkan beberapa hadist,

Selasa, 08 Mei 2012

kesan pertama AYAM PELUNG

Terketuk naluri seniku ketika pertama kali aku melihat tayangan kontes ayam pelung dilayar televisi, dan itu terjadi ketika aku sama sekali belum pernah menginjakkan kaki ke tanah Cianjur, baru pada bulan Agustus tahun 2010 naluri ini semakin berkembang ketika aku ditakdirkan bisa menginjakkan kaki di bumi ayam pelung ini, bahkan sampai tinggal dan menyandang setatus warga disana, tepatnya di kampung JAGABAYA desa sindangsari kec. ciranjang cianjur,saya disana bertugas sebagai pengajar di pesantren AL YUMNI, salah satu pesantren yang didirikan oleh (YAPIKI) Yayasan Pusat Ilmu keislaman Internaasional yang berpusat di STAI Imam Syafi'i diwilayah Cipanas Cianjur, disela sela aktifitas mengajar kusempatkan diri menyalurkan hobi dengan membeli sepasang ayam pelung dari warga setempat, namun ketika rasa suka saya semakin bertambah jumlah ayam yang kumilikipun semakin meningkat menjadi 2 ekor jago dan 5 ekor betina, namun musibah terjadi dengan datang musim hujan, wabah penyakit menyerang dan akibatnya

Lolongan Ayam Pelung

Suara nyanyian ayam pelung




Zikir Hewani

Manusia berzikir adalah hal yang lumrah. Namun, banyak yang tidak mengetahui bahwa semua makhluk Allah juga bisa berzikir. ayam dengan kokoknya, kambing dengan embikanya, burung dengan kicaunya, gunung dengan getaranya, pohon dengan lambaiannya, dan lain sebagainya.

selengkapnya......

Ayam Pelung






Ayam Pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik, yaitu suara berkokok yang panjang mengalun, pertumbuhannya cepat dan postur badannya yang besar. Secara fisik, ayam yang menjadi ciri khas Cianjur ini memang terkesan besar, beratnya saja bisa mencapai 5-6 kg untuk ayam jantan dewasa dan tingginya antara 40 sampai 50 centimeter.
Dengan kelebihan itulah ayam pelung sering dijadikan arena kontes untuk dinilai, baik dari bentuk, warna dan suaranya. Pada mulanya kontes ini diselenggarakan antar teman yang sama-sama penggemar ayam pelung. Dahulu ajang ini disebut kongkur (conqour) dan sampai sekarang sebutan tersebut masih sering dipakai.

Kongkur biasanya diadakan antara bulan April sampai Juni dan diadakan di lapangan yang luas dan rimbun dari pepohonan serta tidak berisik. Biasanya setiap penyelenggaraan kongkur selalu ramai disaksikan oleh penduduk setempat. Kriterian penilaian mulai dari kesehatan, bentuk, umur, dan suara. Secara fisik ayam pelung tidak terlalu beda dengan ayam kampung biasa, yang menjadi ciri khas dan keunikan ayam pelung ini adalah suara berkokoknya. Bila ayam ini dirawat dan dilatih dengan baik, maka akan menghasilkan suara berkokoknya yang begitu merdu didengar. Ada yang berkokok dengan suara yang panjang, ada yang berirama dan ada juga yang bersuara unik di tengah kukurannya, contohnya “ela-elu-ela” “oooooook”

Kelebihan inilah yang menjadikan ayam pelung dikenal banyak orang, bahkan sampai keluar negeri. Untuk itulah, guna melestarikan dan mengangkat nama ayam pelung ini serta untuk memberikan daya tarik daerah, setiap tahun diadakan kontes ayam pelung yang diikuti pemilik dan pemelihara ayam pelung se-Jawa-Barat dan DKI Jakarta. Ayam pelung terbaik yang menjadi juara kontes harganya bisa mencapai jutaan rupiah.